Dalam hidup, sudah pasti akan ada segenggam waktu saat kita jatuh hingga lumpuh
Waktu disaat lumpuh itu tak kunjung sembuh
Rasanya, terenyuh dan rapuh
Hampir habis harapan untuk melangkah maju

Ya, seperti sekarang
Ingin diam, kemudian menghilang
Goyah, mungkin laiknya ilalang

Mereka selalu bilang, semua indah pada saatnya
Disaat kita mencurahkan semua upaya untuk menjalani apa yang kita yakini benar
Mungkin, bisa jadi iya...
Tapi sesaklah jadinya kalau kita menjalani apa yang tidak selangkah dengan kehendak sang neocortex 
Lelah untuk jatuh ikhlas dan kembali bersabar
Menyusun nyawa-nyawa dengan rekat dan memaksanya untuk kembali kokoh berdiri lagi






Pada mulanya adalah suara
Lalu dentumnya terpaut dengan nada
IA merangkainya di relung sukma
Hingga,
Aku bersujud di hati nya

Ini kali pertama di Efha
Terajut fabula
Dihari Agita

HA...HA...
Gelilah rasanya,
Atau bodoh namanya
Tapi aku suka dia.
Ia, Raja namanya.

Jenakanya cinta,
Meski sudah mendua, masih saja nikmat untuk 'ketiga'
Aku bukan ilalang nan enggan ber-fakhsya
Semua berhak merajut madukara
Aku juga!
Meski semu,
Aku gemar dengan melodi deru.

Ia menafkahiku dengan ragu
Kutunggu....................
Hingga diambang waktu.






Bukannya Kau mendengar semuanya, Tuhan?
Kau tahu sebungkah nyawa untuk teman

Aku bagai benalu yang kelelahan
Aku ingin berhenti, Tuhan
Aku ingin kematian, usai lebaran

Tuhan, Kau dengar itu, bukan?
Aku muak terkekang syaitan
Aku bahkan tidak tahu kau ada, Tuhan

Tuhan?

Sore ini pukul empat
Jakartaku seperti biasa, merayap penat
Sedang aku dalam was-was pangkat kuadrat
Seraya ajal seperti mendekat
Aku sudah rasa akan "kegagalan" yang tergurat
Ya, feeling ini cukup kuat
Mengingat apa yang akan terjadi hari ini adalah konsekuensi yang berat

Benarlah adanya, sang mapan itu bersahut pesan
Bertanya dimana sudah berada
Mendekati ajal, kupanggil nomornya
Sahutku sang mapan menekan tombol merahnya
Satu menit kemudian,
Sang mapan memanggil dengan suara
Bata-bata aku memohon maaf, sang mapan menyahutku dengan nada tinggi
Sejak pukul dua belas aku bertandang keluar rumah
Naas memang rezeki tak berada di pangkuan tahta
Tak jua salahkan siapa-siapa
Aku tidak salah

Supir 'sepakat' seraya menatap bola mataku yang bening seperti penuh air yang hujan
Pelan kata tanya retorika darinya
Kita pindah haluan jawabku lirih

Aku senang kegagalan ini datang
Aku bangga dikenal maya oleh sang mapan
Ia mengirim pesan dan suara hingga kicau maya untukku seorang
Ya, ada senyuman dibalik kata GAGAL

Aku ingin gagal lagi dan lagi
Aku ingin tersenyum lagi dan lagi
Dan meraup keberhasilan dari ini
Dibalik kegagalan tersirat keberhasilan, bukan?

Sesampai di haluan kedua
Kusambangi tempat bertandang orang-orang kaya
Tempat kopi mahal
Memanglah raut wajah semua bisa terka
Cashier pun sadar kulit wajahku membeku
Hingga bibir ini tak cukup melengkung keatas dengan baik

Di pertokoan benda-benda mewah ini tangga turun naik kucoba-coba
Benarlah adanya dengan belanja mata pikiranmu terbuka
Namun apa daya, toh hati tetap luka
Kembali ke jalan raya
Jakartaku, tetaplah sama, tak ubahnya kandang semut
Aku hilang kata untuk ini. Sempoyongan.

Tunggang langgang menyusuri rute menuju kehangatan
Walau sampaipun bukan hangat juga jadinya
Ada saja rusuh dirumah ini
Ah! Entahlah salah siapa

Lekas kutuliskan cerita satu juni disini
Dan kubuka lembar otomatis nilai
Ada huruf A berbaris rapi
Senyum-lah kembali




Berikut adalah korespondensi saya yang terkahir melalui email dengan almarhumah ibu saya, ummi Yoyoh Yusroh, 3 hari sebelum beliau dipanggil oleh Allah SWT tanggal 21 Mei 2011 kemarin.
Nasihat terakhir dari ummi ini akan selalu kuingat.

Semoga amal ibadah ummi diterima di sisi Allah, dilapangkan kuburnya, diampuni segala dosa-dosanya, dan dimasukkan ke dalam surganya. Dan agar kami anak-anaknya, suaminya, dan keluarga serta kerabat terdekat dikuatkan dan diberikan ketabahan dalam melanjutkan hidup kami tanpa ummi yang sangat kami cintai. InsyaAllah cita-cita, keinginan, pengabdian, kerja keras, dan dawah ummi akan terus kami lanjutkan
Selamat jalan ummi, kami ikhlaskan kepergianmu. Semoga Allah menempatkan ummi di surganya yang mulia.

From: Yoyoh Yusroh
Date: 2011/5/18
Subject: Nasihat untuk sang putera
To: Aizza Jundana


Nasihat Seorang Arab Kepada Putranya
(Ukht/ Nayifah Uwaimir)

Wahai puteraku …
Agar engkau menjadi seorang raja yang berwibawa di hadapan manusia ..
Janganlah berbicara dalam berbagai urusan ..
Kecuali setelah mengecek kebenaran sumbernya ..
Dan jika seseorang datang membawa berita, cari bukti kebenarannya sebelum dengan berani engkau berbicara ..
Hati-hati dengan isu .. jangan percayai setiap yang dikatakan, jangan pula percaya sesuatu yang setengah engkau lihat ..
Dan jika engkau mendapatkan cobaan berupa seorang musuh .. hadapi dengan berbuat baik kepadanya .. tolak dengan cara yang lebih baik, niscaya permusuhan itu berubah menjadi cinta kasih

Jika engkau hendak mengungkap kejujuran orang, ajaklah ia pergi bersama .. dalam bepergian itu jati diri manusia terungkap .. penampilan lahiriahnya akan luntur dan jatidirinya akan tersingkap! Dan “bepergian itu disebut safar karena berfungsi mengungkap yang tertutup, mengungkap akhlaq dan tabiat”.

Jika engkau diserang banyak orang sementara engkau berada di atas kebenaran .. atau jika engkau diserang dengan kritikan-kritikan buruk .. bergembiralah .. sebab mereka sebenarnya sedang berkata: “engkau orang yang sukses dan berpengaruh”, sebab,
· anjing yang mati tidak akan ditendang,
· dan tidak dilempar kecuali pohon yang berbuah

Wahai puteraku ..
Jika engkau hendak mengkritik, biasakan untuk melihat dengan mata tawon lebah .. dan jangan memandang orang lain dengan mata lalat, sebab engkau akan terjatuh kepada perkara yang busuk!

Tidurlah lebih awal wahai puteraku agar bisa bangun lebih awal .. sebab keberkahan ada di pagi hari, dan saya khawatir kehilangan kesempatan mendapatkan rizki Allah yang Maha Penyayang disebabkan engkau begadang di malam hari, sehingga tidak bisa bangun pagi!

Akan aku ceritakan kepadaku kisah seekor kambing dan serigala, supaya engkau aman dari orang yang berbuat makar ..
Dan saat seseorang memberikan tsiqah-nya kepadamu, jangan sampai engkau mengkhianatinya!
Akan aku ajak engkau ke sarang singa .. akan aku ajarkan bahwa singa itu tidak menjadi raja hutan dikarenakan aumannya!!
Akan tetapi, karena ia berjiwa tinggi! Tidak mau memakan hasil buruan binatang lain, betapapun ia lapar .. dan perutnya melilit-lilit .. jangan mencuri jerih payah orang lain .. sebab engkau menjadi keji!

Akan aku ajak engkau menemui bunglon .. agar engkau menyaksikan sendiri tipu dayanya! Bunglon merubah warna dirinya sesuai dengan tempat ia berada .. agar engkau mengetahui bahwa yang seperti bunglon itu banyak .. dan berulang-ulang! Dan bahwasanya ada orang-orang munafik .. banyak pula manusia yang berganti-ganti pakaian .. dan berlindung dibalik alasan “ingin berbuat baik”.

Wahai puteraku ..
Biasakan engkau bersyukur .. kepada Allah! Cukuplah menjadi alasan untuk bersyukur kepada-Nya bahwa engkau dapat berjalan, mendengar dan melihat!
Bersyukurlah kepada Allah, dan syukuri pula manusia .. sebab Allah SWT akan menambah orang-orang yang bersyukur
Dan manusia senang saat mendapati seseorang yang diberi sesuatu lalu orang itu menghargainya!

Wahai puteraku .. ketahuilah bahwa sifat utama yang paling agung dalam kehidupan ini adalah sifat jujur!
Dan bahwasanya kebohongan, meskipun tampak memberi keselamatan .. namun jujur lebih berakhlaq bagimu! Dan bagi orang sepertimu!

Wahai puteraku …
Persiapkan alternatif untuk segala urusan .. agar engkau tidak membuka jalan kehinaan!
Manfaatkan segala peluang .. sebab peluang yang datang sekarang .. bisa jadi tidak akan berulang!!

Jangan berkeluh kesah .. aku harap engkau optimis .. siap menghadapi kehidupan ..
Jauhilah orang-orang yang putus asa dan pesimis, lari dari mereka! Dan jangan sampai engkau duduk dengan seseorang yang selalu memandang sial kepada segala hal!!

Jangan bergembira saat melihat orang lain terkena musibah .. jangan pula menghina orang karena postur atau penampilannya ..
Sebab dia tidak menciptakan dirinya .. dan saat engkau menghina orang lain, pada hakekatnya engkau menghina ciptaan dari Dzat yang Maha Mencipta dan Membuat bentuk rupa

Jangan membuka aib orang, sebab Allah akan membuka aibmu di rumahmu .. sebab Allah-lah Dzat yang menutupi .. dan mencintai orang yang menutupi!
Jangan menzhalimi siapa pun .. dan jika engkau hendak menzhalimi dan engkau merasa mampu menzhalimi, ingatlah bahwa Allah SWT lebih mampu!

Jika engkau merasa hatimu mengeras, usaplah kepala anak yatim .. engkau akan terheran-heran .. bagaimana usapan itu dapat menghilangkan rasa keras hati dari hatimu, seakan hatimu menjadi pecah dan melunak!

Jangan mendebat .. dalam perdebatan .. kedua pihak merugi.
Kalau kita yang kalah, kita merugi telah kehilangan kebesaran kita, dan jika menang, kita juga merugi, telah kehilangan orang lain yang menjadi lawan debat kita .. semua kita kalah .. baik yang merasa menang .. dan yang merasa belum menang!

Jangan monopoli pendapat .. yang bagus adalah engkau mempengaruhi dan dipengaruhi!
Hanya saja, jangan larut dalam pendapat banyak orang .. dan jika engkau merasa bahwa pendapatmu benar .. tegarlah dan jangan terpengaruh!

Wahai puteraku ..
Engkau dapat merubah keyakinan orang .. dan menguasai hati mereka tanpa engkau sadari! Bukan dengan sihir, bukan pula dengan jampi .. namun, dengan senyumanmu .. dan kosa katamu yang lembut .. dengan keduanya, engkau dapat menyihir!!
Oleh karena itu, tersenyumlah .. maha suci Allah yang telah menjadikan senyuman sebagai ibadah dalam agama kita, dan kita mendapatkan pahala darinya!!

Di Cina .. jika engkau tidak murah senyum, mereka tidak akan berikan lisensi kepadamu untuk membuka kedai ..
Jika engkau tidak menemukan orang yang tersenyum kepadamu, tersenyumlah engkau kepadanya!
Jika bibirmu terbuka karena senyuman .. dengan cepat .. terbuka pula hati untuk mengekspresikan isinya

Jika orang meragukanmu, bela dirimu .. jelaskan .. dan beri keterangan pembenarannya!
Jangan suka nimbrung dan mengenduskan hidungmu dalam segala urusan .. jangan pula ikut-ikutan, berposisi bersama banyak orang saat mereka bersikap!!
Wahai puteraku .. jauhkan dirimu dari hal ini .. aku sangat tidak suka kalau melihatmu seperti ini!!

Jangan bersedih wahai puteraku terhadap apa yang terjadi dalam kehidupan! Sebab kita tidak diciptakan kecuali untuk diuji dan diberi cobaan .. sehingga Allah melihat kita .. adakah kita bersabar?
Karena itu .. santai saja .. jangan keruh hati! Yakinlah bahwa jalan keluar dekat ..
“jika mendung semakin hitam, pertanda, sebentar lagi hujan”!!

Jangan meratapi masa lalu, cukuplah bahwa ia telah berlalu .. sia-sia kalau kita memegang gergaji kayu, lalu menggergaji!!
Tataplah hari esok .. persiapkan diri .. dan singsingkan lengan baju untuk menghadapinya!!
Jadilah orang yang mulia .. berbanggalah dengan dirimu!
Sebagaimana engkau melihat dirimu, begitulah orang lain akan melihatmu ..
Jangan sekali-kali meremehkan dirimu!! Sebab engkau menjadi besar saat engkau ingin besar .. hanya engkau saja yang memutuskan ia menjadi kecil!


Yoyoh Yusroh
Komisi I DPR RI
Sent from my iPad



Merah bukanlah darah, sayang.
Ia ada karena gairah.
Gairah yang menjadikan hasrat coba-coba tumbuh dan berkembang.
Ya, aku harap kau masih ingat betul 3 teori percobaan dengan baik.

Jika berdarah, kealpaanlah jadinya.
Merah, ialah rona cinta
Layaknya tetes embun yang jatuh dipelupuk alismu
Dan sepasang bola mata yang kutatap saat menyekanya

Merah seperti nama diselaput jantungku
Merah yang menyelimuti gurat malam
Merah yang kau temui dilautan senyum
Merah seperti serangkai sajak didasar hatiku

Ya. itu Merah,
Merah untukku, sudah pasti dirimu
Merah yang meracuni jiwa
Amnesia sekejap

Di Indonesia hanya ada dua pilihan. Menjadi idealis atau apatis. Saya sudah lama memutuskan bahwa saya harus menjadi idealis, sampai batas-batas sejauh-jauhnya. (Soe Hok Gie)

Tanpa ada keraguan
Menuju cita-cita penuh kesempurnaan

Petinggi-petinggi hatiku bilang,
Bukan itu kata Tuhanku

Meski anak menteri itu bersama
Meski anak beranak tahta disana

Aku seperti tertarik nilon disepanjang asahan
Disini begitu indah meski bukan surga
Disini tanpa kemelut yang berkabut kebohongan
Disini yang tegaklah setia dan pengkianat dibanjiri serapah Tuhan
Aku suka. Suasana keimanan.

Biarkan disini aku temui suami-suamimu yang tampan
Meskipun indah, namun tak diliputi kenyataan
Karena fantasi dan khayal akan ketuhanan lebih mudah mendominasi
Karena abad ini muaklah sudah soal negara-negara cuap-cuap berbangsa

Bagi mereka, idealisme adalah harga mati
Bagi saya, idealisme adalah cinta yang tergenggam manis tanpa jeratan

Idealisme untukmu mahasiswa
Idealisme untuk kepala negara
Idealisme untukmu Indonesia
Idealisme akan Pancasila
Idealisme untuk rakyatmu yang lupa
Idealisme yang pudar dijemari si kaya
Idealisme yang ditanya-tanya kaum papa
"MASIH ADA?"


Kau dan kaum-mu adalah satu yang hidup bergumul-gumul dihamparan senja tanpa udara
Kau dan kaum-mu adalah satu yang dengan sederhana hilang dari nikmat kegairahan
Kau dan kaum-mu adalah satu yang berdiri di garis depan ambang keabsahan
Kau dan kaum-mu adalah satu yang segera enyah membawa puing ekstrimitas sampah
Kau dan kaum-mu adalah satu yang membentuk kodifikasi Sijjin atas berhala dan para dewa
Kau dan kaum-mu adalah satu yang ventilator venom nan kasat mata
Kau dan kaum-mu adalah satu yang melenyapkan pita kasta pada kitab Illiyin para gentri
Kau dan kaum-mu adalah satu yang memupuk flipansi seperti gumpalan es yang terapung
Kau dan kaum-mu adalah satu yang berbentuk partikel dan mengidap hipospodi
Kau dan kaum-mu adalah satu yang hina dan bangga dengan hipostasi nista

Sebelum hari ini, kukenakan korkase untuk menjemputmu
Menuntunmu masuk kedalam relung krematorium semu

Dua hari sebelum hari itu, sengaja kukoyak korset baju,
dan melenggang bak peng-krida didepanmu

Masih hari itu, ku hinggapi labirin nadimu
Dan kusenandungkan mazmur untukmu

Tuanku pengidap megalomania
Keliru rupanya hendakku memperkendakmu

Gemercik kenari seolah menjatuhi nurani
Hingga redup-sirna birahi

Kemudian pelan tertepuk mesra lehernya dengan lima jari
Sembab berdengah hanyut dihadap empat mata
Hawa itu berhembus dengan melodiNya
Air yang berdesir kami sempat tata dengan pola
Jika ada sunyi, aku suka diam yang beriak dengan kata
Sedikit cahaya yang menuntun pada tara
Diakhir, kami jadikan yang mulia jadi satu atas kuasaNya

Kuota Tuhan bagi abu-abu kelak hitam dijemariku
Aku menggenggammu, bukan kelabu
Cum Verni, Cum Deo
Pria-ku.



Memimpikan negeriku adalah fatamorgana
Oase dan redup redam dalam bunga tidurmu

Negeriku selalu berkata, aku akan memberimu "rangsangan"
Agar kau memberiku "stimulus", kemudian aku akan me"respon"mu dalam waktu yang bersamaan.

Aku Terdiam.

Tuhan telah memberi pola yang indah untuk negeri ini.
Manusia yang memolesnya terlalu cantik hingga terlihat bak crop circle yang rusak-palsu.

Sudah pernah kau dengar Tuhan kita bercerita?
Tentang eloknya si Indonesia?
Lantas mengapa kau berfoya ke Belanda?
Bertengger di kincirnya, kemudian kau pulang dengan tulip yang layu.
Tuhan bahkan memintamu untuk mencintai si "pertiwi"
Kau malah berlari ke Tahiti.

Sungguh, aku berhenti berimajinasi.
Bahkan dengan Tuhan kau tutup hati.