TATAP AKU DUA KALI


Nuraniku pernah berbisik,
Untuk menggenggammu yang bersisik.

Walaupun jiwaku menyadari,
Sisikmu cukup tajam untuk merobek sanubari.

Aku masih menjalar menapakinya.
Menyamaratakan kedudukan kita hingga terlihat sama dimata mereka.

Aku tahu, tidak pernah ada yang sama.
Tuhanpun tak pernah luput membedakan mereka yang terlahir kembar dari rahim ibunya
Jika hidupmu saat ini tidak untuk manis getir "cinta", seperti kata mereka,
Aku hanya memintamu untuk melihat 'kesini' dua kali, tak lebih. Itu saja.

Dari derai darah yang mengalir, hingga nadi yang berdenyut detik itu, seraya menghapal "sapa" itu.
Namaku. Tapi sekujur dunia serasa berdiam mendengar.
Seolah deru suara yang terproses di sanubari dan membuncah hingga lidah. "YA", sahutku.

melihatmu adalah dunia, dan kugantungkan syurga dalam amanahmu.

0 komentar:

Post a Comment